Mengurai Cahaya

saatnya hidup menjadi bermakna!

Imam, Maya, Ismet: Keajaiban

Menjaga Cinta

Penulis: Imam Irfan

Hujan siang ini bagai air terjun yang turun dari langit, sangat deras…

Hujan memaksaku untuk berteduh di sebuah halte yang hampir roboh. Tapi, tak hanya aku yang dipaksa berlindung di halte ini. Aku juga melihat seorang wanita yang diam membisu bagaikan batu, menyilangkan kedua tangan tepat di dadanya. Menahan dingin, di kursi yang terbuat dari pipa-pipa besi yang sudah berkarat.

Kucoba membantunya menghangatkan diri dengan memberikan jaket kelabu yang bergaris hitam, persis seperti langit yang menutupi kami siang ini.

Apa yang kau rasa saat membaca paragraf pembuka cerpen Imam? Sebuah awal cerita yang menggugah bukan. Sebuah kepenasaran yang Imam tawarkan dalam cerpennya. Siapa wanita itu? mengapa ‘aku’ berani membantunya menghangatkan diri? ya, imam berhasil membuat pembaca jadi ingin untuk menyelesaikan ceritanya. Belum lagi bila ditambah dengan cerita konyol yang Imam sisipkan. Sangat menarik.

banyak kejutan yang Imam tawarkan dalam cerpennya. HAnya satu yang kurang terasa menggigit, Imam tak berani membuat ending secara ‘mengenaskan’. Dia terklempar kembali pada konteks lagu yang mencoba ‘menjaga cinta yang lebih dulu kujalani’. Bravo! Terus asah keterampilanmu!

Read the rest of this entry »

3 Komentar »