Mengurai Cahaya

saatnya hidup menjadi bermakna!

Here…after

pada 24 April 2012

Tak pernah ada yang keliru pada waktu. Demikian bisik bayang berkaca pada jembatan-jembatan kenang, pada lirih angin yang dihantar jendela di suatu ketika. Kita adalah setapak yang rapuh, yang berjalan di atas butiran pasir, entah menjadi debu, entah kembali pada hakikat ketiadaan.

Barangkali, ada satu sebab yang menghantarkan pepasir tetap setia;

pada gurun yang merajai embun

pada badai yang mengantarkan rimbun

karena pasir kelak akan menjadi bentuk

dan rupa akan menjelma di pusara mega

***

Kita dahulu bukan sesiapa. Seperti butiran debu yang tak pernah kenal sua, seperti butiran pasir yang lirih tanpa suara. Tetapi perjalanan masa telah meniupkan tetakdir yang tak sama. Kita seperti ombak. Bersua di haribaan pantai, sekedar menitipkan asa, bahwa ruang dan cakrawala begitu luas untuk kembali dijajal. Ada rindu yang tak terbahasakan di sana. Suara menjadi serpih dan rasa telah membilang seperti gugusan bintang.

Setiap ombak selalu kembali pada samudera. Di sanalah ruang terdalam untuk memecah rangkaian kisah, merindukan pepasir, juga sepenggal sore di pelukan senja.

… dan Neptunus barangkali akan bijak bertutur:

“Setiap perjalanan adalah napas. Maka, bernapaslah dengan setangkup harapan yang tak pernah dipadamkan…”

Kelak…

Kembalilah menyapa haribaan pepasir

Sebab ombak harus menuntaskan jejak,

tak peduli lirihnya dihilangkan senyap pekat

Karena, pada pepasir, telah kau goreskan ukiran kisah, juga harapan, bahwa samudra adalah ruang yang akan kau tuju dalam semesta.

Menyapalah meski terkadang itu membuat sesak. Berceritalah meski tak setaip pepasir mendengar celotehmu. Tuliskanlah, dan kabarkanlah perjalananmu menemukan rahasia terdalam dari samudera, juga ufuk impian di helaan cakrawala.

Karena sesungguhnya, setiap perjalanan adalah hakikat kata-kata. Maka biarkanlah klausa membingbingmu menemukan hakikat dari sebuah kehidupan bernama wacana.  Ia ada di sana. Menunggumu menjemput mutiara.

Ada… begitu banyak mutiara.

Percayalah pada hatimu!

Begitu saja!

… and i always hear in here…


Tinggalkan komentar